paytrenmillionaire.com

8 Pemain Pengkhianat di Dunia Sepakbola

Loyalitas dianggap sebagai barang yang mahal dalam dunia sepakbola. Demi uang ataupun menyelamatkan karier, seorang pesepakbola bisa berkhianat dengan hengkang ke klub rival. Siapa sajakah pesepakbola yang dilabeli sebagai "pengkhianat"?
Berikut ini adalah 8 pesepakbola yang dianggap sebagai pengkhianat seperti dikutip dari Bleacher Reports:

1. Pat Jennings (Tottenham Hotspur-Arsenal)

Jenning menghabiskan 13 tahun di White Hart Lane dengan tampil 591 kali di semua kompetisi bersama Tottenham Hotspur. Bersama The Lilywhites, kiper asal Irlandia Utara itu menjuarai Piala FA 1967, Piala Liga 1971 dan 1973, serta Piala UEFA 1972. Pada Agustus 1977, Jennings memutuskan pindah ke rival satu kota Tottenham, Arsenal.
Ketika itu, Tottenham berpikir Jennings mendekati akhir kariernya karena sudah berusia 32 tahun. Namun, Jennings akhirnya memperkuat The Gunners selama 8 tahun dan membawa Arsenal ke final Piala FA 1978, 1979 dan 1980.
Jennings hanya mampu memenangi Piala FA 1979 bersama Arsenal. Jennings tampil di 327 penampilan bersama Arsenal, sebelum akhirnya kembali memperkuat Tottenham pada 1985.

2. Sol Campbell (Tottenham Hotspur-Arsenal)

Campbell mendapat julukan "Judas" dari pendukung Tottenham ketika memutuskan bergabung dengan Arsenal lewat status bebas transfer. Padahal, kurang dari satu tahun sebelum kepindahannya, mantan bek timnas Inggris itu mengatakan tidak akan pernah hengkang ke Arsenal.
Suporter Tottenham semakin kesal karena Campbell lebih sukses di Highbury. Bersama The Gunners, Campbell berhasil meraih dua gelar Premier League, tiga trofi Piala FA dan dua Community Shield. Sedangkan ketika sembilan musim memperkuat Tottenham, Campbell hanya mempersembahkan satu gelar Piala Liga.

3. Ashley Cole (Arsenal-Chelsea)

Pada 2006, Cole membuat suporter Arsenal marah karena hengkang ke Chelsea demi mendapatkan gaji lebih besar. Ketika itu, Arsenal menawarkan kontrak jangka panjang kepada Cole dengan gaji £55 ribu (setara Rp1 miliar) per pekan, sedangkan Chelsea memberi £90 ribu (setara Rp1,7 miliar) per pekan.

4. Roberto Baggio (Fiorentina-Juventus)

Legenda timnas Italia itu membuat kerusuhan di jalanan kota Florence menyusul keputusannya hengkang dari Fiorentina ke Juventus pada 1990 dengan rekor transfer €10 juta (Rp155 miliar) ketika itu. Baggio mengaku terpaksa pindah ke Juventus.
Pada pertandingan pertamanya melawan Fiorentina dengan berseragam Juventus, Baggio menolak menjadi eksekutor penalti. Ketika diganti, Baggio mencium syal Fiorentina yang dilempar salah satu suporter. "Jauh di dalam hati, saya akan selalu ungu," ujar Baggio.

5. Luis Figo (Barcelona-Real Madrid)

Figo membuat suporter Barcelona terkejut dengan kepindahannya senilai €60 juta (setara Rp940 miliar) ke rival abadi Blaugrana, Real Madrid. Padahal, gelandang asal Portugal itu sudah menjadi pemain kesayangan suporter Barcelona. Bersama klub asal Catalunya tersebut, Figo mempersembahkan dua gelar La Liga, dua Piala Raja, satu Piala Super Spanyol, satu Piala Winners dan satu Piala UEFA.
Tiga musim setelah kepindahannya, Figo akhirnya kembali ke Camp Nou pada laga El Clasico. Figo pun mendapat sambutan negatif dari suporter Barcelona. Banyak dari mereka melempar benda-benda ke lapangan, salah satunya adalah kepala babi saat Figo ingin mengambil sepak pojok.

6. Mario Goetze (Borussia Dortmund-Bayern Munich)

Rivalitas Munich dengan Dortmund baru tercipta kurang dari satu dekade terakhir. Namun, persaingan itu semakin memanas menyusul kepindahan Goetze ke Munich pada Juli 2013. Winger 21 tahun itu berubah dari pemain kesayangan suporter Dortmund, menjadi musuh nomor satu.
Kepastian transfer Goetze, 23 April 2013, sempat menjadi polemik karena bertepatan sebelum laga semifinal Liga Champions melawan Real Madrid. Pemain timnas Jerman itu pun terus mendapat cemoohan dari suporter Dortmund.
Kekesalan suporter Die Borussen semakin menjadi-jadi setelah Goetze membobol gawang Dortmund saat Munich menang 3-0 di Signal Iduna Park, Minggu 24 November 2013.

7. Carlos Tevez (Manchester United-Manchester City)

Dua musim memperkuat Manchester United, Tevez sudah berhasil merebut hati suporter The Red Devils. Namun, pada 2009, striker asal Argentina itu justru mematahkan hati suporter MU setelah bergabung dengan rival sekota, Manchester City. Ketika itu, pihak Tevez dikabarkan kesal dengan sikap manajemen MU yang dianggap tidak serius mempermanenkan kontrak striker 29 tahun tersebut.
Bersama ManCity, karier Tevez sempat naik-turun. Namun, striker yang saat ini memperkuat Juventus itu menjadi salah satu pemain kunci yang membawa The Citizens juara Premier League untuk kali pertama pada musim 2011/2012.

8. Ronaldo (Barcelona-Real Madrid, Inter Milan-AC Milan)

Ronaldo dianggap sebagai salah satu pesepakbola terbaik sepanjang sejarah. Namun, striker asal Brasil itu tidak punya loyalitas yang bagus. Meski tidak berurutan, Ronaldo pernah memperkuat tim-tim dengan sejarah rivalitas panas, yakni Barcelona (1996-1997) dan Real Madrid (2002-2007), serta Inter Milan (1997-2002) dan AC Milan (2007-2008).































0 komentar:

Post a Comment

Pengunjung yang baik akan selalu meninggalkan komentar.