BLOG RAHARJA

Aceh kembali diguncang gempa bumi. Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter ini mengguncang Meulaboh tanggal 11 Januari 2012 dini hari sekira jam 01.35 wib. Sempat dikeluarkan peringatan ancaman tsunami tetapi dicabut kembali pada pukul 04.00 wib. Gempa in terjadi disaat Aceh dilanda terror terhadap pekerja-pekerja berbagai proyek yang notabene warga luar Aceh dan umumnya dari Jawa. Walaupun sampai kini tiada yang mengaku bertanggung jawab namun peristiwa ini mengingatkan pada peristiwa diawal tahun 1990an ketika masih berlaku status DOM (Daerah Operasi Militer) yang mengakibatkan warga luar Aceh yang umumnya suku Jawa yang terusir dari tanah Rencong ini. Bukankah para pekerja ini tidak bersalah karena mereka mencari nafkah untuk memenuhi nafkah keluarga. Memang sampai sekarang masih terdapat ancaman-ancaman keamanan terselubung yang bekerja di Aceh. Khususnya daerah Aceh Timur dan Utara yang disinyalir masih terdapat eks separatis yang belum sebenarnya insyaf. Apakah tindakan kekerasan ini sangat berarti bagi masyarakat Aceh? Bukankah seharusnya rakyat aceh lebih lembut dan penuh asih pada sesame? Pekerja yang menjadi korban penembakan tersebut memberikan kontribusi pembangunan pada daerah Aceh, bukankah pemda Aceh seharusnya melindungi keselamatan mereka karena mereka juga masih saudara. Saudara sebangsa dan seakidah. Penerapan syariah juga seharusnya menjadikan Aceh sebagai surga dan contoh bagi daerah muslim lainnya, bukan kekerasan yangmenonjol. Semoga hal ini tidak terjadi lagi. Gempa tersebut mungkin merupakan teguran agar Aceh menghargai jasa dan karya warga pendatang terutama nyawa manusia.